Paula Verhoeven Bisa Ajukan Pembatalan Hak Asuh? Ini Penjelasan dan Skenario Hukumnya

 


Nama Paula Verhoeven dan Baim Wong kembali jadi perbincangan hangat di jagat maya. Pasangan selebriti yang dikenal karena konten keluarga mereka ini belakangan dikabarkan tengah mengalami ketegangan dalam rumah tangga. Yang mencuri perhatian publik kali ini bukan hanya soal hubungan pribadi mereka, tapi juga menyangkut hak asuh anak.

Rumor yang beredar menyebutkan bahwa Paula Verhoeven bisa saja mengajukan pembatalan hak asuh terhadap Baim Wong, jika terbukti tidak diberi akses bertemu anak mereka. Kabar ini tentu menimbulkan banyak tanda tanya: benarkah hak asuh bisa dibatalkan? Seperti apa aturannya? Dan apakah benar Baim Wong tidak memberi akses kepada Paula?

Mari kita bahas lebih dalam secara logis, santai, tapi tetap berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.


Latar Belakang: Isu Akses Bertemu Anak

Belakangan ini, muncul spekulasi bahwa hubungan antara Paula dan Baim sedang tidak dalam kondisi ideal. Beberapa penggemar mencermati adanya perubahan dalam interaksi mereka di media sosial, yang biasanya selalu terlihat harmonis dan terbuka.

Namun, isu mulai menghangat ketika beredar informasi bahwa Paula kesulitan untuk bertemu dengan anak-anaknya. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari kedua pihak, topik ini dengan cepat menyebar di media dan menjadi bahan spekulasi.

Banyak yang bertanya: jika benar Paula tidak diberi akses bertemu anak oleh Baim, apakah ia bisa mengambil langkah hukum?

Jawabannya: ya, bisa.


Hak Asuh dalam Hukum Indonesia

Untuk memahami lebih lanjut, kita perlu melihat bagaimana hak asuh anak diatur dalam hukum Indonesia. Secara umum, hak asuh atau "hak pemeliharaan anak" setelah perceraian (jika itu terjadi) biasanya diberikan kepada ibu, terutama untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, sebagaimana diatur dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam (bagi yang beragama Islam) dan Undang-Undang Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014.

Namun, dalam praktiknya, pengadilan bisa memberikan hak asuh kepada ayah atau ibu, tergantung kondisi yang paling baik untuk tumbuh kembang anak.

Yang jadi sorotan adalah: meskipun satu pihak mendapat hak asuh, pihak lain tetap punya hak untuk bertemu dan menjalin hubungan dengan anak. Ini dikenal sebagai hak kunjungan atau visitation rights.

Jadi, jika misalnya Baim Wong memegang hak asuh, Paula tetap berhak untuk bertemu dan menghabiskan waktu dengan anak-anaknya. Jika hak ini dilanggar, maka Paula bisa mengajukan keberatan ke pengadilan.


Bisa Kah Hak Asuh Dicabut atau Dibatalkan?

Ya, hak asuh bisa dicabut atau dialihkan, asalkan ada bukti kuat bahwa pemegang hak asuh:

  • Mengabaikan kepentingan dan kesejahteraan anak

  • Melarang mantan pasangan atau orang tua lainnya bertemu anak secara tidak adil

  • Melakukan kekerasan verbal, fisik, atau emosional terhadap anak

  • Memanfaatkan anak untuk kepentingan pribadi (eksploitasi)

Jika Paula merasa bahwa ia dihalangi secara tidak wajar untuk bertemu anak, maka ia bisa mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mengevaluasi kembali keputusan hak asuh. Ini bisa berujung pada:

  • Perubahan pengaturan hak kunjung

  • Pembatasan hak asuh pemegang sebelumnya

  • Hingga pencabutan hak asuh dan pemindahan kepada pihak lain

Namun, tentu proses ini tidak instan. Pengadilan akan menilai bukti-bukti dan pertimbangan psikologis anak.


Komentar Ahli Hukum Keluarga

Beberapa pengamat hukum keluarga yang dimintai pendapat oleh media menegaskan bahwa dalam konflik hak asuh, kepentingan anak adalah prioritas utama. Jadi, bukan soal siapa yang lebih kaya atau lebih terkenal, tapi siapa yang paling mampu memberikan lingkungan yang sehat dan stabil untuk tumbuh kembang anak.

“Kalau terbukti ada penghalangan akses secara terus-menerus, tanpa alasan yang sah, dan berdampak pada psikologis anak maupun orang tua lainnya, itu bisa jadi alasan kuat untuk memindahkan hak asuh,” ujar salah satu advokat keluarga di Jakarta.


Sikap Publik dan Respons Netizen

Tak bisa dipungkiri, publik Indonesia sangat peduli dengan kehidupan para selebriti, terutama mereka yang dikenal sebagai "keluarga idaman." Ketika ada tanda-tanda perpecahan, netizen langsung memberikan respons, mulai dari dukungan hingga kritikan.

Terkait isu Paula dan hak asuh anak, banyak netizen menyuarakan empati dan dukungan:

  • “Semoga Paula bisa tetap dekat dengan anak-anaknya, karena peran ibu itu enggak tergantikan.”

  • “Kalau benar enggak dikasih akses, itu enggak adil banget. Anak butuh dua orang tua.”

  • “Kalau udah urusan anak, tolong jangan egois. Kasihan anaknya.”

Beberapa lainnya menyerukan agar publik tidak langsung menghakimi dan menunggu klarifikasi dari kedua pihak.


Belum Ada Pernyataan Resmi

Hingga artikel ini dibuat, baik Paula Verhoeven maupun Baim Wong belum memberikan klarifikasi langsung terkait rumor ini. Bisa jadi kabar ini hanya spekulasi, bisa juga benar adanya namun sedang dalam proses penyelesaian secara pribadi.

Yang jelas, jika konflik hak asuh benar terjadi, akan jauh lebih baik jika diselesaikan dengan komunikasi, mediasi, dan melibatkan profesional hukum atau psikolog anak. Kepentingan dan kesehatan mental anak harus tetap jadi prioritas, apa pun yang terjadi antara orang tua.


Penutup: Anak Bukan Aset, Tapi Amanah

Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa dalam hubungan rumah tangga—terutama jika terjadi konflik—anak tidak boleh dijadikan alat atau objek konflik. Mereka adalah manusia yang punya hak untuk dekat dengan kedua orang tuanya, tumbuh dengan cinta, dan tidak terjebak dalam ketegangan.

Jika benar Paula mengalami kesulitan bertemu anak, tentu ia punya hak untuk memperjuangkannya secara hukum. Tapi yang paling penting, kedua belah pihak harus kembali ingat: menjadi orang tua bukan soal menang atau kalah, tapi soal hadir dan mendampingi anak tumbuh dengan sehat secara emosional.

Mari kita doakan agar apa pun yang sedang terjadi bisa segera terselesaikan dengan baik, dan anak-anak tetap mendapat kasih sayang dari ayah maupun ibunya.

Komentar