Verrell Bramasta Kunjungi Desa di Karawang, Dukung Ketahanan Pangan dan Lawan Dampak Perubahan Iklim

 


Verrell Bramasta kembali menunjukkan bahwa dirinya bukan hanya sosok artis yang eksis di dunia hiburan, tapi juga punya kepedulian besar terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Baru-baru ini, Verrell tampil sebagai tamu kehormatan dalam acara peluncuran IRID (Inisiatif Resiliensi Iklim Desa) yang digelar di salah satu desa di Karawang, Jawa Barat.

Acara ini bukan sekadar seremoni biasa. Dalam peluncuran IRID, berbagai pihak hadir untuk menyuarakan pentingnya membangun ketahanan pangan dan adaptasi perubahan iklim, khususnya di wilayah pedesaan yang kerap menjadi barisan terdepan saat dampak lingkungan mulai terasa.

Verrell yang biasanya kita lihat di layar kaca atau red carpet, kali ini tampil lebih kasual. Mengenakan pakaian sederhana, ia tak canggung menyapa warga, berbincang dengan petani, dan bahkan ikut mencicipi hasil pertanian lokal.

Lalu, apa sebenarnya IRID itu? Mengapa Verrell tertarik menghadirinya? Dan bagaimana keterlibatannya memberi dampak positif bagi masyarakat desa? Yuk, kita bahas lebih lanjut!


Apa Itu IRID?

IRID (Inisiatif Resiliensi Iklim Desa) adalah program kolaboratif yang bertujuan meningkatkan kemampuan desa dalam menghadapi risiko perubahan iklim—seperti kekeringan, banjir, gagal panen, hingga perubahan pola cuaca ekstrem. Program ini menggandeng berbagai elemen mulai dari pemerintah, LSM, komunitas petani, hingga tokoh publik seperti Verrell.

Karena desa adalah penghasil utama bahan pangan nasional, ketahanan mereka terhadap dampak perubahan iklim sangat penting untuk menjamin keberlangsungan pasokan makanan di seluruh Indonesia.

Dalam peluncurannya, IRID memperkenalkan beberapa inisiatif seperti:

  • Pelatihan petani terkait pertanian berkelanjutan

  • Pemanfaatan teknologi untuk pemantauan cuaca dan kondisi lahan

  • Penguatan peran perempuan dan pemuda dalam ekosistem pangan

  • Rehabilitasi lahan dan sumber daya air


Verrell Bramasta: “Isu Perubahan Iklim Bukan Hanya Masalah Kota”

Dalam sambutannya di hadapan para warga desa dan tamu undangan, Verrell menekankan bahwa isu perubahan iklim bukan hanya milik orang kota, tapi justru paling dulu dirasakan oleh masyarakat desa.

“Ada anggapan bahwa perubahan iklim itu cuma soal polusi atau banjir di kota. Padahal petani-petani kita yang pertama kali kena dampaknya. Hujan enggak turun sesuai musim, sawah kekeringan, panen gagal. Itu nyata, dan itu berat,” ujar Verrell dengan nada serius.

Verrell mengaku dirinya tertarik terlibat karena ingin menggunakan popularitasnya untuk menyuarakan hal-hal yang lebih substansial. Menurutnya, menjadi figur publik bukan hanya soal tampil di depan kamera, tapi juga soal memanfaatkan pengaruh untuk membawa dampak sosial.

“Saya belajar banyak hari ini dari para petani di sini. Mereka bukan hanya pekerja keras, tapi juga pejuang lingkungan. Kita di kota kadang lupa, makanan yang kita makan hari-hari itu datangnya dari tangan-tangan mereka,” tambahnya.


Blusukan ke Sawah dan Bertemu Warga

Kehadiran Verrell di Karawang tidak hanya sebatas memberi sambutan. Ia juga mengunjungi area persawahan, melihat langsung kondisi lahan pertanian, dan berdialog dengan para petani soal kendala yang mereka alami sehari-hari.

Tak hanya itu, Verrell juga ikut dalam sesi “Ngobrol Bareng Warga” yang berlangsung santai namun penuh makna. Dalam sesi tersebut, warga desa berani curhat soal tantangan mereka, seperti:

  • Ketersediaan air irigasi yang makin berkurang

  • Tanah yang makin keras dan sulit diolah

  • Serangan hama yang makin parah akibat cuaca tak menentu

  • Harga pupuk yang terus naik

Verrell mendengarkan dengan serius, dan sesekali memberikan respons yang membuat suasana cair. “Ternyata jadi petani itu enggak cuma soal tanam dan panen ya, tapi harus mikirin cuaca, pupuk, air, bahkan politik harga,” candanya yang disambut tawa warga.


Pesan Penting: Libatkan Anak Muda

Salah satu hal yang paling ditekankan Verrell dalam kunjungannya adalah pentingnya melibatkan anak muda dalam gerakan ketahanan pangan. Ia menyadari bahwa sektor pertanian sering dianggap tidak menarik oleh generasi muda, padahal justru sangat krusial untuk masa depan.

“Kita enggak bisa terus-terusan impor pangan. Kita butuh petani muda. Dan bukan cuma mereka yang kerja di sawah, tapi juga yang bisa bikin solusi lewat teknologi, riset, media, dan inovasi,” ujarnya.

Verrell juga mendorong agar kampanye seperti IRID bisa masuk ke sekolah-sekolah, komunitas kreatif, dan digital platform, agar anak-anak muda lebih paham dan peduli terhadap masa depan desa dan lingkungan.


Warga dan Pemerintah Sambut Baik

Kehadiran Verrell mendapat sambutan hangat dari warga dan perangkat desa. Kepala Desa setempat bahkan menyebut bahwa dukungan tokoh publik seperti Verrell mampu mengangkat semangat warga, serta menarik perhatian publik dan pemerintah pusat terhadap kondisi desa.

“Kadang kita merasa dilupakan. Tapi kalau ada orang seperti Mas Verrell datang, warga jadi percaya diri dan semangat,” kata salah satu tokoh masyarakat.

Pemerintah daerah Karawang juga menyambut baik peluncuran IRID dan berkomitmen memberikan dukungan, baik dalam bentuk regulasi maupun fasilitasi program-program pendukung.


Penutup: Figur Publik yang Peduli Lingkungan

Keterlibatan Verrell Bramasta dalam peluncuran IRID di Karawang menjadi contoh nyata bahwa anak muda, termasuk dari kalangan selebriti, bisa ambil bagian dalam isu-isu strategis bangsa—terutama terkait ketahanan pangan dan perubahan iklim.

Verrell membuktikan bahwa kepedulian tidak harus dimulai dari posisi formal atau akademik. Ia datang sebagai pribadi yang mau belajar, mendengarkan, dan menyuarakan aspirasi masyarakat kecil. Hal ini menjadi pesan kuat bahwa siapa pun bisa menjadi bagian dari perubahan.

Semoga dengan dukungan publik figur seperti Verrell, kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dan adaptasi terhadap perubahan iklim bisa tumbuh lebih luas di kalangan generasi muda Indonesia.

Komentar